Cerita 3: Koran Bekas dan Mimpi Besar
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Di sudut kota Semarang yang ramai, di sebuah toko buku bekas yang penuh debu dan aroma kertas tua, seorang anak laki-laki bernama Beni sering menghabiskan waktu. Mata beningnya selalu tertuju pada tumpukan koran bekas yang menjulang tinggi. Bagi Beni, setiap koran adalah jendela menuju dunia baru.
Suatu hari, Beni menemukan sebuah koran tua dengan tanggal terbitan puluhan tahun lalu. Dengan hati-hati, ia membolak-balik halaman demi halaman, membaca setiap kata dengan penuh perhatian. Ada sebuah artikel tentang seorang ilmuwan muda yang berhasil menemukan obat untuk penyakit langka. Artikel itu menyulut semangat Beni. Ia bermimpi suatu hari nanti bisa menjadi ilmuwan hebat seperti yang ia baca di koran itu.
Setiap hari, Beni rajin membaca koran-koran bekas. Ia belajar tentang berbagai hal, mulai dari sejarah, ilmu pengetahuan, hingga kisah-kisah inspiratif. Pengetahuannya semakin bertambah, dan mimpinya semakin membara.
Bertahun-tahun kemudian, Beni tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan penuh semangat. Ia berhasil meraih gelar sarjana di bidang ilmu pengetahuan dan melanjutkan studinya ke luar negeri. Dengan tekad yang kuat, ia terus belajar dan melakukan penelitian.
Suatu hari, sebuah penemuan besar berhasil ia capai. Ia menemukan obat baru yang dapat menyembuhkan penyakit yang selama ini dianggap tidak bisa disembuhkan. Berita penemuan Beni menggemparkan dunia. Ia diundang ke berbagai negara untuk berbagi pengetahuannya.
Ketika menerima penghargaan atas penemuannya, Beni teringat pada koran bekas yang pernah ia baca saat masih kecil. Ia menyadari bahwa mimpi besar bisa dimulai dari hal-hal kecil, bahkan dari sebuah koran bekas.
Pesan moral: Setiap orang memiliki potensi untuk meraih mimpi besar. Jangan pernah menyerah pada mimpi dan teruslah belajar serta berusaha.
Komentar